| ||||||||||||||||||||||||
|
Asal Lafadz Allah Author: Ahmad Syaibani | |||||||||||||||||||||||
Allah adalah nama bagi dzat yang wajib
wujudnya. Lafazd " Allah" berasal dari kata "Ilahun" yang merupakan
isim jinis bagi tiap-tiap sesuatu yang disembah sehingga dalam hal ini
lafadz ilahun mempunyai makna yang umum (nakirah). Lafadz Ilahun bisa
digunakan untuk setiap sesuatu yang disembah seperti; berhala, dewa matahari, dewa
langit, atau apapun itu yang bisa disembah. Kemudian lafadz ilahun tersebut
dibuat supaya mempunyai makna khusus ilah (tuhan) bagi umat Islam
yaitu dengan menambah Al ta'rif sehingga menjadi " Al-ilah". Proses
selanjutnya adalah membuang hamzah kedua sehingga terbentuk kata Al-lah. Lalu, Lam pertama
di idghamkan pada lam kedua sehingga terbentuklah kata Allah. (Lihat kitab
Fathul Mu'in, mungkin dihalaman pertama tapi saya juga sudah lupa, soalnya
itu saya pelajari waktu kelas 3 SMP). here the process:
Pendapat lain menyebutkan Lafadz Allah adalah "ghairu musytaq" yaitu lafazd yang tidak ada asal katanya dan bukan merupakan pecahan dari kata lain. Sehingga lafadz Allah tidak bisa diubah menjadi bentuk ganda (tatsniyah) atau jama' (plural). Demikian pula lafadz Allah tidak bisa dijadikan sebagai mudhaf (gabungan kata) tetapi bisa dijadikan sebagai mudhaf ilaih (bagian kata yang menerangkan) seperti dalam kata Rasulullah, Habibullah, Abdullah, dll. Lafadz " Allah' bisa juga disebut sebagai isim murtajal, yaitu nama yang langsung jadi. Allah sendirilah yang memilih sendiri nama itu untuk menyebut diriNya. Bagaimana mengucapkan "Allah"? Lafadz Allah adalah lafadz yang agung (lafdzul jalalah) sehingga cara pengucapannya adalah dengan cara tebal (tafkhim). Pengucapan dengan tafkhim berarti seluruh rongga mulut penuh dengan suara, tidak ada ruang sedikitpun yang tidak terisi oleh suara. Guru Qiroah saya mengajarkan, cara untuk membaca dengan tebal (tafkhim) adalah dengan sedikit menarik lidah kebelakang. Jadi lafazdkan "Allah" ( memakai A) bukan "Alloh" ( memakai O ), tariklah lidah sedikit kebelakang dan lafadzkan keseluruh rongga mulut. Hmm... Anda sudah menjadi orang yang fasih. Bagaimana menerjemahkan "Allah"? Menurut pendapat pertama lafadz Allah dibentuk supaya mempunyai makna khusus (ma'rifat) sehingga lafadz Allah tidak bisa diterjemahkan sebagai Tuhan / God, karena Tuhan / God memiliki makna yang umum.. Menurut pendapat kedua lafadz Allah bukanlah bahasa Arab, akan tetapi bahasa universal. Sehingga lafadz Allah harus diterjemahkan sebagai Allah dalam bahasa manapun. Wallahu A'lam Bisshawab.(syaib)
| ||||||||||||||||||||||||
Manajemen © 2 0 0 7 |